Chairul Tanjung lahir di Jakarta, 16
Juni 1962 dalam keluarga yang sederhana. Ayahnya A.G. Tanjung adalah
wartawan zaman orde lama di sebuah surat kabar kecil. Chairul berada
dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Pengusaha sukses asal
indonesia ini dikenal luas sebagai pendiri sekaligus pemimpin, CT Corp
(sebelum 1 Desember 2011 bernama Para Group).
Kisah Hidup Perjalan Chairul Tanjung Si
Anak Singkong telah ditulis dalam sebuah buku yang berjudul “si anak
singkong” buku ini mengisahkan tentang perjalanan hidup chairul tanjung
dari kecil hingga sukses seperti saat ini. Buku setebal 360 halaman yang
diterbitkan Penerbit Buku Kompas (PBK) ini disusun oleh wartawan Kompas
Tjahja Gunawan Adiredja. Buku ini diberi kata pengantar oleh Jakob
Oetama, Pendiri dan Pemimpin Umum Harian Kompas.
Buku yang merupakan kisah perjalanan
hidup seorang pengusaha sukses di negeri ini. Chairul Tanjung, adalah
pemilik beberapa perusahaan besar seperti stasiun televisi swasta (
Trans TV), Trans Studio, hotel, bank, dan terakhir kabarnya menjadi
salah salah satu pembeli 10% saham perusahaan penerbangan papan atas
Indonesia ( Garuda ).
Chairul Tanjung kecil melalui hari-hari
penuh keceriaan sebagai anak pinggiran kota Metropolitan. Bermain
bersama teman-teman dengan membuat pisau dari paku yang digilaskan di
roda rel dekat rumahnya di Kemayoran, adalah kegiatan seru yang
menyenangkan. Juga bersepeda beramai-ramai di akhir pekan ke kawasan
Ancol, sambil jajan penganan murah, buah lontar.
Kelas 1 hingga kelas 2 SD sekolah
diantar jemput oleh Kak Ana, seorang sanak keluarga dari Sibolga, dengan
naik oplet. Selanjutnya kelas 3 SD sudah bisa pulang-pergi sekolah
sendiri.
Saat usia SMP, Bapaknya ( Abdul Gafar
Tanjung ) yang saat itu telah mempunyai percetakan, koran dan
transportasi harus gulung tikar dan dinyatakan pailit oleh pemerintah
karena idealismenya yang bertentangan dengan pemerintah yang berkuasa
saat itu. Sang ayah adalah Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) Ranting
Sawah Besar. Semua koran Bapaknya dibredel. Semua aset dijual hingga
tak memiliki rumah satu pun.
Dari berbagai perjalanan yang sulit
setelah sang ayah pailit, berbagai hal pahit telah menjadi teman hingga
akhirnya beliou bisa menguasai keadaan. Dengan berbagai cara, Chairul
Tanjung terus berupaya meningkatkan kemampuanya dan keilmuannya sampai
ia berhasil kuliah.
Setamat kuliah, Chairul berekan dengan
orang lain dalam membangun sebuah pabrik sepatu. Setelah 3 bulan awal
dimulainya pabrik tersebut dilalui dengan terlunta-lunta dengan tanpa
pesanan. Disaat pabrik terancam bangkrut, datanglah pesanan sendal dari
luar negeri sejumlah 12.000 pasang dengan estimasi 6.000 pasang dikirim
awal. Dan berubahlah pabrik tersebut dari pabrik sepatu menjadi pabrik
sendal. Saat melihat hasil kerja pabrik tersebut, pihak pemesan merasa
tertarik dan langsung melakukan pesanan kembali bahkan mencapai angka
240.000 pasang padahal yang awalnya 12.000 pasang tadi masih 6.000
pasang yang dikirim. Mulailah pabrik tersebut berkembang. Setelah
beberapa lama akhirnya Chairul memutuskan berhenti berekan dan mulai
membangun bisnis dengan modal pribadi dan menjelma menjadi pengusaha
yang mandiri.
Pada tahun 1994, Chairul resmi meminang
gadis pujaannya yaitu Anita yang juga merupakan adik kelasnya sewaktu
kuliah. Dan pada tahun 1996, Chairul memperoleh berkah yang berlimpah
karena pada tahun tersebut lahirlah anak pertamanya dan bersamaan dengan
diputuskannya Chairul sebagai pemilik dari Bank Mega.
Chairul Tanjung dikenal sebagai
pengusaha yang agresif, ekspansi usahanya merambah segala bidang, mulai
perbankan dengan bendera Bank Mega Group, pertelivisian Trans TV dan
Trans 7, hotel dengan bendera The Trans, di bidang supermarket, CT
(panggilan akrab Chairul Tanjung) mengakuisisi Carrefour, pesawat
terbang, hingga bisnis hiburan TRANS STUDIO, dan bisnis lainnya.
- Kerja Keras
- Kerja Cerdas
- Kerja Ikhlas
Komentar
Posting Komentar